Ringkasan Laporan Kasus Terapi Nutrisi Stroke dalam Perawatan hingga Rehabilitasi

Tatalaksana nutrisi pada stroke bertujuan mencukupi kebutuhan energi dan mencegah malnutrisi. Kebutuhan energi dihitung berdasarkan persamaan Harris-Benedict dengan faktor stress 1,4, sehingga kebutuhan energi total pasien ini adalah 1600 kkal. Protein diberikan 1,3 g/kgBB (65 g) sesuai referensi kebutuhan protein pada stroke yaitu 1–2 g/kgBB. Nutrisi diberikan sesuai kebutuhan energi total dengan komposisi protein sebesar 16,3%, lemak 26,4% dan karbohidrat 57,3%, diberikan dalam bentuk cair melalui enteral (NGT). Pemasangan NGT pada pasien stroke merupakan tatalaksana rutin, terutama pada pasien stroke dengan disfagia. Dari referensi dikatakan hampir 50% pasien stroke mengalami disfagia dalam 72 jam pertama pasca terjadinya stroke.

Disfagia dapat menurunkan BB, menyebabkan aspirasi pneumonia yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup, sehingga pada pasien stroke perlu dilakukan skrinning disfagia, untuk mendeteksi secara dini. Penelitian pada stroke menunjukkan terdapat kira-kira 30% survivor stroke yang hidup dengan disfagia kronik. Kondisi ini memerlukan tatalaksana nutrisi yang adekuat. Skrinning disfagia dapat dilakukan dengan 3 macam metode yaitu Water-Swallowing Test (WST), Multiple Consistency Tes, (Gugging Swallowing Screen (GUSS)) dan Swallowing Provocation Test (SPT). Pada pasien ini tidak dapat dilakukan skrinning disfagia karena terdapat penurunan kesadaran, skrinning disfagia hanya dapat dilakukan pada pasien dengan kesadaran yang baik.

Tujuan tatalaksana nutrisi yang perlu dilakukan pada pasien adalah mencegah stroke berulang dan menurunkan peningkatan risiko penyakit akibat hipertensi. Tatalaksana nutrisi pada pasien adalah modifikasi gaya hidup dengan diet TLC dan diet DASH. Komposisi makanan pasien diberikan protein sebesar 15% dari total kalori, lemak 25 – 35% dari total kalori, asam lemak jenuh kurang dari 7% total kalori, kolestrol kurang dari 150 mg/hari, serat 25–30 gr per hari, natrium dapat diberikan kurang dari 2300 mg, kalium 4–6 g per hari. Serta target jangka panjang pada pasien ini adalah penurunan BB sehingga tercapai BB ideal.

Suplementasi yang diberikan mengandung vitamin  B6, B12 dan asam folat yang berperan pada metabolism homosistein. Kadar homosistein yang tinggi memicu penyakit vaskular karena dapat meningkatkan risiko thrombosis, oksidasi LDL, disfungsi endotel dan stres oksidatif, yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya stroke.24 Sedangkan seloxy mengandung beta karoten 10.000 unit, vitamin C 250 mg, vitamin E 200 unit, seng 20 mg, dan selenium 30 mcg. Komposisi seloxy merupakan mikronutrien yang mempunyai peran antioksidan di dalam tubuh. Sehingga tujuan pemberiannya adalah untuk mengurangi stres oksidatif yang terjadi pada pasien stroke.

Pasien ini mendapatkan beberapa obat dari DPJP, antara lain captopril, omeprazole, dan laxadin. Captopril merupakan obat antihipertensi yang menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin plasma dan kadar bradikinin sehingga menurunkan retensi natrium dan air. Captopril diabsorpsi cepat di saluran cerna dan konsumsi bersamaan dengan makanan dapat menurunkan absorpsi captopril, pemberian jangka panjang obat ini dapat menyebabkan batuk. Omeprazole merupakan golongan proton pump inhibitor, dapat menghambat penyerapan vitamin B12. Pasien ini telah diberikan suplementasi vitamin B12. Laxadine merupakan golongan laksatif, dapat menimbulkan diare, mual, dan muntah.

Setelah hari ke 14 perawatan, pasien pada kasus ini diperbolehkan pulang dengan menggunakan NGT. Keluarga pasien diberikan edukasi tentang pemberian nutrisi melalui NGT, mulai bahan yang disiapkan, jumlah, pengolahan makanan, cara pemberian juga cara membersihkan serta waktu penggantian selang NGT. Selain makanan, juga diberikan edukasi kecukupan cairan bagi pasien tersebut, selain makanan yag diberikan, penting diberikan juga cairan sekurang-kurangnya1800ml/hari, termasuk cairan yang digunakan untuk meracik makanan cair pasien. 

-Referensi lengkap ada pada penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *