Ringkasan Rekomendasi Diet pada Kondisi Obesitas dengan Diabetes Melitus

Pilar utama DM menempatkan perencanaan makan pada lini pertama pengelolaan pasien dengan DM. Disusul oleh latihan jasmani, obat berkhasiat hipoglikemik, dan penyuluhan.

Pada DM tipe 2 dengan berat badan berlebih atau tidak, diberikan penyuluhan DM menyeluruh, perencanaan makan dan kegiatan jasmani yang dievaluasi dalam 2-4 minggu sesuai klinis pasien. Setelah fase tersebut dilakukan kembali penekanan perencanaan makan dan kegiatan jasmani yang dievaluasi 2-4 minggu sesuai keadaan klinis pasien. Setelah fase tersebut apabila masih belum terdapat perbaikan pada klinis pasien dilanjutkan dengan terapi obat berkhasiat hipoglikemik. Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik.

Karbohidrat diberikan 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%. Langkah-langkah terapi gizi pada DM tipe 2 adalah dilakukannya pengkajian yang meliputi pengkajian kadar glukosa darah, kadar lemak darah, dan HbA1c, tekanan darah, dan fungsi ginjal. Penekanan tujuan terapi gizi medis pada DM tipe 2 adalah pada pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet hipokalori utamanya pada pasien-pasien obesitas biasanya akan dapat memperbaiki kadar glikemik jangka pendek dan mempunyai potensi meningkatkan kontrol metabolik jangka panjang.

Diet VLCD pada DM tipe 2 tidak efektif untuk mencapai penurunan berat badan jangka panjang dan bukan merupakan tujuan dari pengendalian diet pada DM tipe 2 yaitu pengendalian glukosa dan lipid. Pengendalian makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan porsi makan diatur agar asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.

Penurunan berat badan pada pasien DM dengan obesitas sebesar 5-10 kg sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak tercapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dengan penurunan asupan energi yang moderat yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.

Tabel Kontrol Glikemik pada DM tipe 2

TerkendaliBaikSedang
Puasa (mg/dl)80-100110-125
2 jam PP (mg/dl)110-144145-179
A1C (%)<6,56,5-8

Asupan lemak total adalah 20-25%, dan dianjurkan <10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih dari 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya berasal dari lemak tidak jenuh tunggal. Pasien DM dengan kadar trigliserida >1000 mg/dl mungkin perlu penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk kilomikron. Asupan kolesterol hendaknya tidak melebihi dari 300 mg/hari. Target pengendalian lipid pada pasien DM tipe 2 diperlihatkan pada tabel.

Tabel Target Profil Lipid pada DM tipe 2

TerkendaliBaikSedang
Kolesterol total (mg/dl)<200200-239
LDL (mg/dl)<100100-129 (tanpa PJK)
HDL (mg/dl)>45
Trigliserida (mg/dl)<150150-199 (tanpa PJK)

Sukrosa sebagai pengganti karbohidrat terbukti tidak memperburuk kontrol glikemik pada DM tipe 1 dan 2. Sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat dan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan substitusi ini dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan  yang mengandung sukrosa dan dikombinasikan dengan makanan lainnya seperti lemak dan serat. Dari sebuah studi didapatkan bahwa pemberian sukrosa hingga 45 gram yang terbagi dalam waktu makan tidak jauh beda hasilnya dengan pemberian 45 gram karbohidrat kompleks pada kadar glukosa plasma, total kolesterol, dan profil lipid subjek penelitian.

Pemanis fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan sebagian besar karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Kecuali pada pasien yang mengalami dislipidemia hendaknya menghindari fruktosa dalam jumlah besar. Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa yang menghasilkan respon glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat menimbulkan efek laksatif. Sakarin, aspartam, acesulfame K, dan sukralosa adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.

Serat dianjurkan sejumlah 20-35 gram sama dengan rekomendasi pada orang biasa dan anjuran rata-ratanya adalah sekitar 25 gram perhari dengan mengutamakan serat larut.

-Referensi lengkap ada pada penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *