Terapi Nutrisi pada Pasien Karsinoma Nasofaring yang Menjalani Radiasi

Penderita Karsinoma Nasofaring (KNF) tersebar diseluruh dunia dan terdapat daerah endemik di China Selatan. Karsinoma nasofaring  merupakan tumor ganas yang paling banyak dijumpai di antara tumor ganas THT di Indonesia, dimana karsinoma nasofaring termasuk dalam lima besar tumor ganas,  dengan frekwensi tertinggi (bersama tumor ganas serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit), sedangkan didaerah kepala dan leher menduduki tempat pertama (KNF mendapat persentase hampir 60% dari tumor di daerah kepala dan leher, diikuti tumor ganas hidung dan sinus paranasal 18%, laring 16%, dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah).1

Kanker adalah salah satu penyakit yang mendasari terjadinya malnutrisi. Malnutrisi pada KNF terjadi pada sekitar 70% penderitanya. Selain KNF, masih banyak jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kondisi malnutrisi pada penderitanya antara lain pada keganasan pankreas (83%), keganasan gaster (83%), keganasan esofagus (79%), keganasan kolorektal (55%), keganasan paru (50%, keganasan prostat (56%), dan keganasan payudara (10-35%).2 Kaheksia kanker merupakan suatu sindroma yang diakibatkan oleh “tumor-host response”, keterlibatan sitokin proinflamasi, dan perubahan metabolisme akibat kanker. Selain itu, efek terapi seperti penyinaran atau radiasi juga dapat mempengaruhi status nutrisi pasien. Efek samping radiasi pada daerah kepala leher dapat menyebabkan gangguan makan yang cukup berarti.2,3

Saat ini sudah banyak penelitian dan panduan terkait tatalaksana nutrisi pada penderita kanker. Namun panduan terkait tatalaksana nutrisi pada penderita kanker kepala leher khususnya karsinoma nasofaring masih belum banyak yang menjelaskan secara detail tentang kebutuhan makro dan mikronutrien, kebutuhan akan nutrien spesifik, cara mengatasi gangguan makan yang terjadi karena efek tumor maupun efek samping dari radiasi pada daerah kepala leher.

Berdasarkan hal tersebut, laporan kasus ini dibuat sebagai bagian dari proses pembelajaran untuk menjelaskan tata laksana nutrisi pada karsinoma nasofaring paska kemoterapi yang sedang menjalani radiasi.

Referensi:

  1. Averdi Roezin, Aninda Syafril. Karsinoma Nasofaring. Dalam: Efiaty A. Soepardi (ed). Buku ajar ilmu penyakit telinga hidung tenggorok. Edisi kelima. Jakarta : FK UI, 2001. h. 146-50.
  2. Grober et al. Micronutrients in Oncological Intervention. Nutrients 2016, 8, 163.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *