Skrining Malnutrisi pada Penderita Kanker

Skrining pada pasien-pasien kanker untuk mendeteksi terjadinya malnutrisi pada pasien-pasien tersebut adalah merupakan bagian awal yang sangat penting. Pasien-pasien onkologi sangat berisiko untuk mengalami kondisi malnutrisi, dan keadaan ini dipengaruhi oleh jenis tumor, lokasi, staging, serta terapi yang diberikan. Saat ini ada dua Metode skrining yang telah tervalidasi untuk pasien-pasien onkologi, yaitu Patient Generated-Subjective Global Assesment (PG-SGA) dan Malnutrition Screening Tools (MST). PG-SGA, didesain oleh Ottery-Detsky, adalah baku emas sebagai alat skrining pada pasien-pasien onkologi dalam bangsal perawatan. PG-SGA adalah adaptasi dari Subjective Global Assesment yang dikembangkan untuk populasi pasien-pasien onkologi. Karena tingkat sensitifitas dan sensitifitasnya yang tinggi maka PG-SGA dijadikan sebagai baku emas dan standar ukur bagi alat skrining lainnya untuk pasien-pasien onkologi. PG-SGA terdiri atas 2 bagian. Bagian pertama terdiri atas riwayat pasien yang menginformasikan kehilangan berat badan yang terjadi, asupan makanan, gejala-gejala nutrisi yang terjadi, dan kapasitas fungsional. Pada bagian kedua adalah asesmen dari kebutuhan metabolik dari penyakit, dampak terhadap kebutuhan nutrisi, serta pemeriksaan fisik. Pasien kemudian diklasifikasikan menjadi nutrisi baik, malnutrisi sedang, atau malnutrisi berat. PG-SGA hanya dapat dilakukan oleh praktisi berpengalaman, memakan waktu yang lama, serta harus dilakukan secara intensif. Sehingga, penggunaan PG-SGA sebagai alat skrining pada pasien-pasien rawat jalan maupun rawat inap menjadi tidak realistis. Malnutrition Screening Tools (MST), didesain oleh Ferguson et al, adalah alat skrining yang telah tervalidasi untuk dapat digunakan pada pasien-pasien onkologi, dan terbukti sederhana, cepat, valid, dan reliabel untuk mendeteksi pasien berisiko malnutrisi. MST memiliki sensitifitas dan spesifitas yang cukup baik (sensitifitas menengah dan spesifitas tinggi) untuk digunakan pada pasien-pasien onkologi inap maupun rawat jalan.  Saat ini, telah dikembangkan sebuah alat skrining baru yang dinamakan NUTRISCORE untuk digunakan pada pasien-pasien onkologi rawat jalan. NUTRISCORE dikembangkan oleh Institut Catala d’Oncologia (Barcelona, Spanyol) karena berdasarkan pengalaman para peneliti pada MST banyak ditemukan false positif. NUTRISCORE dikembangan berdasarkan MST, ditambahkan dengan dua item baru, yaitu lokasi tumor dan terapi yang diberikan kepada pasien. Apabila skor >5 maka pasien berisiko mengalami masalah nutrisi dan harus segera mendapat perhatian dan terapi nutrisi. NUTRISCORE diulang seminggu sekali pada pasien-pasien dengan risiko tinggi.

Tabel Formulir NUTRISCORE

A.     Apakah terdapat penurunan berat badan tidak disengaja dalam 3 bulan terakhir?
Tidak 0
Tidak yakin 2
Jika Iya, berapa banyak penurunan yang terjadi?
1-5 1
6-10 2
11-15 3
>15 4
Tidak yakin 2
B.      Apakah Anda sulit makan karena terdapat penurunan nafsu makan?
Tidak 0
Ya 1
Lokasi Tumor Risiko Nutrisi Skor
Kepala Leher

Saluran cerna bagian atas: esofagus, gaster, pankreas, usus halus

Limfoma yang melibatkan saluran cerna

Tinggi +2
Paru

Abdomen dan pelvis: hepar, traktus biliaris, ginjal, ovarium, endometrium

Menengah +1
Payudara

Sistem Saraf Pusat

Saluran kemih, Prostat

Kolorektal

Leukemia, limfoma lainnya

Kanker lainnya

Rendah +0
Terapi Ya (+2) Tidak (+0)
Pasien menerima konkomitan kemoradiasi
Pasien menerima hiperfraksi terapi radiasi
Transplantasi Stem Sel Hematopoietik
Ya (+1) Tidak (+0)
Pasien menerima kemoterapi
Pasien hanya menerima radiasi
Ya (+0) Tidak (+0)
Terapi lainnya atau terapi simptomatik

-Referensi lengkap ada pada penulis

-Sitasi: Adimukti P. Laporan Kasus: Terapi Nutrisi pada Pasien Karsinoma Nasofaring dengan Malnutrisi Berat yang Menjalani Radiasi. Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2017;5:1-56

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *