Ganguan disfagia secara umum disebabkan oleh 2 macam tipe gangguan, motorik dan obstruksi. Lokasi gangguan pada disfagia terbagi atas 4, orofaringeal, esofageal, esofagogastrik, paraesofageal. Beberapa penyakit dengan kondisi disfagia motorik dengan lokasi orofaringeal antara lain Myasthenia gravis, upper esophageal sphincter dysfunction, cerebrovascular disease, parkinson’s disease, dan myopathy. Pada disfagia orofaringeal beberapa gejala gangguan menelan yang terlihat adalah sulit memulai untuk menelan, terbatuk atau tersedak dengan menelan, tersedak atau terbatuk di malam hari. Gangguan motorik ditandai dengan disfagia yang lebih terlihat atau terjadi bila menelan makanan liquid daripada solid sebaliknya terjadi pada disfagia obstruksi dimana kondisi disfagia terjadi bila menelan makanan solid daripada makanan liquid.
Tes GUSS (Gugging Swallowing Screen) Preliminary Investigation dilakukan dengan melihat kesadaran pasien setidaknya dalam 30 menit (Ya, skor 1), ada atau tidaknya refleks batuk atau membersihkan tenggorokan sendiri (Ya, skor 1), ada tidaknya kemampuan menelan ludah (Ya, skor 1), ada tidaknya drooling (Tidak, skor 1), adanya perubahan suara saat menelan ludah atau mudah tersedak ludah sendiri (Tidak, skor 1). Bila skor 1-4 dilakukan tes lanjutan dengan FEES dan bila skor 5 dilanjutkan dengan GUSS Direct Swallowing Test.
Direct swallowing test dilakukan dengan menggunakan 3 jenis makanan, yatu semisolid (bubur sumsum atau puree), liquid atau air (mulai dari 5 ml hingga 50 ml), dan makanan padat (roti kering). Penilaiannya adalah bila pasien dapat menelan semunya dengan baik artinya pasien mengalami disfagia ringan atau tanpa disfagia dan boleh mendapat makanan normal serta minuman normal, pemberian makanan pertama tetap harus disupervisi. Bila pasien dapat menelan makanan semisolid dan liquid tetapi tidak dapat menelan makanan solid, maka pasien mengalami disfagia dengan risiko rendah aspirasi, pasien dapat mendapat makanan lunak atau puree dan minuman normal (pelan-pelan dengan sendok), serta tes dilanjutkan dengan FEES dan Terapi Bicara. Bila pasien dapat menelan makanan semisolid namun tidak liquid (test tidak dilanjutkan ke solid) maka pasien mengalami disfagia dengan risiko aspirasi, pasien dapat diberikan makana puree atau makanan bayi, tambahan parenteral dan pemberian air harus dikentalkan dan tidak boleh ada obat-obatan dalam bentuk cair, serta dilanjutkan dengan FEES serta Terapi Bicara. Bila pada tes premiliminari tidak berhasil atau tes menelan makanan semisolid tidak berhasil maka pasien mengalami gejala disfagia berat dengan risiko tinggi aspirasi. Pasien tidak dapat diberi makanan per oral, dipasang NGT, tambahan parenteral, serta dilakukan tes lanjutkan dengan FEES serta terapi bicara.